Rabu, 13 Januari 2016

PARENTING : DUNIA ANAK ADALAH PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN BUKAN PEMAKSAAN


                                                                                  Melatih anak agar dapat belajar secara lebih baik sebenarnya bisa dilakukan oleh para orangtua, karena banyak cara yang dapat dilakukan. Orang tua dapat memberikan beberapa hal cara yang dapat menunjang anak untuk berpikir atau paling tidak, mengenalkan bahasa kepada anak.
     Belajar dan membaca terkadang menjadi kegiatan yang membosankan untuk anak. Jika tidak pintar-pintar menyiasatinya, mereka akan malas untuk menerima pelajaran. Sejatinya, saat anak belajar tidak perlu ada pemaksaan dari orang tua, karena anak tidak bisa dipaksa untuk berkembang secepat yang kita inginkan. Dalam perkembangannya seorang anak akan bertahap dalam menerima pelajaran.
           Kreativitas orangtua memang diperlukan dalam menumbuhkan motivasi belajar anak agar tidak melemah, seperti memasuki dunia anak, semisal dengan mengajak bermain yang diselingi dengan permainan yang digemari anak. Bermain tebak-tebakan nama bagian tubuh misalnya. Berikan suasana yang menyenangkan saat belajar agar anak tidak bosan, karena dunia anak adalah dunia bermain.
            Dalam memotivasi anak untuk belajar terdapat cara yang berbeda-beda menurut usianya. Seperti saat mengajarkan sesuatu kepada anak, terutama untuk balita, tidak ada salahnya menggunakan media sebagai alat bantu untuk memudahkan anak menerima pelajaran.
            Sebagai orang tua dapat menggunakan cara menperdengarkan lagu bahasa Inggris kepada anak untuk mengenalkannya pada bahasa serta memperlihatkan aneka buku menarik dan berwarna dan mengenalkan benda-benda. Jika pembelajaran diberikan dengan cara yang menarik dan tidak membosankan, anak pun lebih cepat menangkap pelajaran.
             Dalam mengenalkan bahasa atau memberi informasi tentang penggunaan kosakata yang tepat dan membantu pemakai menemukan kata yang dicari dengan cepat, bisa didapat dari kamus. Sebagai orang tua kita dapat mengajari anak cara menggunakan kamus agar anak dapat menemukan kosa kata baru dalam kamus tersebut. Tujuan penggunaan kamus, diharapkan bisa memahami apa yang dibaca dan apa yang didengar oleh anak. Selain itu, juga untuk menyiapkan tulisan atau menyiapkan tuturan secara lisan. Saat ini kamus tidak hanya digunakan untuk mereka yang ingin memahami bahasa lebih lanjut, banyak sekolah yang sudah mulai mengajarkan cara membaca kamus. Bahkan dimulai dari anak-anak yang duduk di taman kanak-kanak. Namun, itu semua bergantung pada tujuan penggunaannya. Tidak sedikit orangtua yang mengenalkan kata-kata kepada anak lewat kamus. Jadi, kenalkanlah kamus sejak anak sudah mulai mengerti dan sesuai kemampuan mereka. Untuk mengenalkan kamus kepada anak-anak bisa dimulai dengan mengenalkan kamus-kamus bergambar.
         Dengan kamus bergambar anak-anak akan merasa tertarik untuk melihat dan mempelajarinya karena dari segi tampilan yang menarik dan berwarna biasanya anak lebih cepat mengerti kosa kata yang dimaksud. Dari kamus bergambar, maka nantinya anak akan terbiasa untuk membuka kamus saat anak merasa kesulitan belajar memahami bahasa asing.

         Media lain yang bisa digunakan adalah melalui dongeng. Dongeng sangat bermanfaat untuk anak, diantaranya dapat menghibur si anak, menumbuhkan karakteristik anak, dan cerita-cerita yang berbau pengetahuan dapat memicu pola pikir si anak. Saat melakukan dongeng, orang tua bisa menggunakan alat bantu seperti boneka dengan karakter yang disuaki si anak. Orang tua sebaiknya tidak menggunakan media yang rumit karena akan membuat anak kesulitan dalam menerima hal-hal baru dalam cerita dongeng tersebut.
       Dunia anak adalah dunia bermain. Jadi, pada dasarnya dunia anak adalah dunia yang menyenangkan bukan dunia pemaksaan kehendak orang tua. Bermain artinya kegiatan yang menyenangkan, tanpa paksaan, dan tanpa suatu target yang kaku dan ketat. Tetapi dengan belajar sambil bermain ini, diharapkan dapat meningkatkan daya pikir anak, dan menumbuhkan jiwa yang kreatif dan bermanfaat terhadap perubahan yang lebih baik.
           Jadi, proses pembelajaran pada anak hendaknya dilakukan melalui aktivitas yang benar-benar diwarnai dengan suasana kegembiraan dan menyenangkan. Alat bantu menjadi sarana yang tepat bagi anak dalam memudahkan proses pembelajaran.
            Sebagai orang tua dituntut senantiasa kreatif dalam menciptakan suasana dan media belajar bagi anak, orang tua tidak harus memilih media mahal untuk membantu anak agar cepat tangkap dalam menerima apa yang diajarkan. Orang tua dapat dengan membuat alat permainan sendiri, bisa alat yang terbuat dari balok kayu untuk membuat puzzle yang dapat merangsang otak anak untuk berpikir atau dengan membuat permainan yang dapat merangsang si anak untuk berkreasi.
            Orang tua juga seharusnya tidak melarang anaknya bermain dengan teman-teman sebaya, karena dengan bermain dapat meningkatkan kreatifitas mereka dalam bergaul, berkomunikasi yang baik, dan mengenal artinya beradaptasi dengan orang lain. Banyak orang tua yang tidak suka anaknya bermain kotor-kotoran dengan teman sebayanya. Padahal dibalik bermain kotor tersebut mungkin ada pembelajaran yang dapat membuat anak mengerti akan suatu hal yang baik, misalnya saja kotor karena membantu orang lain dalam mengerjakan suatu pekerjaan. 
            Zaman sekarang tentu sudah banyak permianan-permainan yang bisa dijajaki oleh anak-anak. Apalagi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Media online saat ini sedang marak pada dunia anak. Anak-anak sekarang memiliki tempat tongkrong yang digemari salah satunya yaitu warnet. Pembelajaran melalui internet pada hakikatnya sangat bernilai positif karena banyak ilmu yang dapat diperoleh dari internet. Tetapi disamping itu, juga sangat banyak nilai negatifnya, disini lah peran orang tua dalam melakukan pengawasan kepada sang anak. 
           Pada dasarnya dalam proses pembelajaran, orang tua jangan sampai memaksakan kehendak kepada anak jika anak masih dalam tahap atau proses pembelajaran awal. Tetapi juga tidak melepaskan sepenuhnya anak dalam bermain diluaran sana. Kebebasan disini tetap dengan adanya pengawasan orang tua.
        

           Terimakasih, semoga bermanfaat ^^
          



Minggu, 03 Januari 2016

Wisata Perpustakaan "Pengelolaan Koleksi Buku di Perpustakaan Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta"

Sedikit bercerita mengenai pengalaman saya berkunjung ke Perpustakaan Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta. Awal kunjungan ke perpustakaan ini sedikit kecewa karena sewaktu tiba di lokasi perpustakaan tidak dibuka dikarenakan saya berkunjung di hari minggu. Saya berfikir perpustakaan ini buka setiap hari ternyata tidak, setiap hari minggu perpustakaan tidak menerima jadwal kunjungan. Pada waktu kunjungan kedua kalinya, sayapun hampir tidak bisa melakukan wawancara dikarenakan sampai di perpustakaan ini pada pukul 20.00 WIB, sedangkan perpustakaan ini tutup pukul 21.00 WIB.

Nah disini saya akan berbicara mengenai pengelolaan koleksi buku di Perpustakaan Masjid Gedhe Kauman ini. Berdasarkan hasil kunjungan, saya memperoleh beberapa informasi di perpustakaan ini, diantaranya:
1.        Pengadaan Koleksi
a.    Dana
Kelancaran suatu perpustakaan tergantung dari ketersediaan dana yang dimiliki oleh perpustakaan. Dalam penyelenggaraan kegiatan perpustakaan masjid dana dapat diperoleh dari[1]:

-       Kotak amal
-       Mencari donatur tetap
-       Menjual jasa
-       Usaha bersama
-       Memanfaatkan barang layak pakai
-       Infak, shodaqoh, dan zakat.
Di Perpustakaan Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta untuk memperoleh dana untuk perpustakaan didapatkan dari hasil infak di masjid kurang lebih 500 ribu rupiah/bulan. Disamping dana bulanan dari masjid perpustakaan juga mendapatkan dana dari kotak infak yang ada di perpustakaan. Di dalam ruangan perpustakaan ada kotak infak yang diletakkan di depan pintu keluar, kotak infak ini bertujuan untuk memperoleh dana jika ada pengguna yang secara sukarela memberikan sumbangan terhadap perpustakaan. Dana lain diperoleh dari hasil jasa print yang disediakan oleh perpustakaan dan dari uang denda keterlambatan koleksi pengguna.
b.      Tenaga
Pada dasarnya untuk mengelolah perpustakaan diperlukan orang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang perpustakaan. Oleh karena itu, sebagai pengelola perpustakaan masjid disyaratkan[2]:

1.      Berpendidikan minimal SMA, dan diutamakan lulusan MAN, atau PGA.
2.      Berpendidikan perpustakaan melalui pendidikan formal atau non formal 200 jam. Pendidikan formal Diploma, Sarjana (S1), Magister (S2)
3.      Memahami seluk beluk islam.
Di Perpustakaan Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta pengelola perpustakaan terdiri atas beberapa orang anggota, yang mana keseluruhan merupakan orang-orang yang berpendidikan. Akan tetapi pendidikan yang dimaksud bukanlah pendidikan mengenai ilmu perpustakaan. Pengelola Perpustakaan Masjid Gedhe Kauman tidak ada yang menempuh pendidikan ilmu perpustakaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pengelola perpustakaan, mereka memang tidak berlatar belakang pendidikan bidang perpustakaan melainkan mereka belajar pengelolaan perpustakaan dengan mendatangi UMY dan bertemu dengan bapak Lasa Hs. Bapak Lasa Hs mengajarkan mengenai pengelolaan perpustakaan dan memberikan buku penduan mengenai pengelolaan perpustakaan masjid. Dari sini Pengelola Perpustakaan Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta belajar mengenai pengelolaan perpustakaan dan menerapkannya di perpustakaan.
c.       Koleksi
Koleksi merupakan unsur utama dalam perpustakaan. Untuk pengadaan koleksi perpustakaan harus disesuaikan dengan jenis perpustakaan. Jika perpustakaan masjid hendaknya koleksi lebih kepada koleksi keagamaan. Koleksi perpustakaan bisa diperoleh dari berbagai sumber.
Di Perpustakaan Masjid Gedhe Kauman koleksi perpustakaan terdiri atas beberapa jenis diantaranya: koleksi agama, ilmu pengetahuan alam, psikologi, sosial dan budaya islam, filsafah dan perkembangan islam, hukum dan politk umum, Al-Qur’an dan ilmu terkait, hadist dan ilmu terkait, dll.
Jumlah koleksi perpustakaan berkisar antara 2000 sampai 2500 eksemplar dengan berbagai bidang ilmu pengetahuan dan diperoleh dari berbagai sumber. Perpustakaan Masjid Gedhe Kauman memperoleh koleksi dengan cara membeli koleksi, bantuan sumbangan, dan dari wakaf masyarakat.
Koleksi perpustakaan biasanya dibeli di tempat langganan dan koleksi yang dibeli harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan. Untuk mengetahui koleksi apa yang dibutuhkan pengguna, perpustakaan memberikan kesempatan kepada pengguna untuk menuliskan saran koleksi apa yang dibutuhkan. Setelah itu pengelola akan mempertimbangkan koleksi mana yang sekiranya dibutuhkan di perpustakaan. Jika itu menunjang pengetahuan dan dirasa penting oleh pengelola perpustakaan buku itu akan diadakan, tetapi jika buku yang disarankan kurang penting, pengelola akan menunda pengadaan koleksi tersebut


d.      Ruangan/Lokasi
Perpustakaan Masjid Gedhe Kauman telah memiliki ruangan sendiri. Lokasi perpustakaan berada bersebelahan dengan Masjid Gedhe Kauman. Luas ruangan tergantung kepada status perpustakaan masjid tersebut. Semakin tinggi status perpustakaan akan semakin luas juga ruangannya. Perpustakaan Masjid Gedhe Kauman memiliki ruangan yang cukup untuk menampung koleksi yang ada.
2.      Pengolahan Koleksi
Koleksi perpustakaan merupakan sesuatu yang sangat penting keberadaannya di perpustakaan. Koleksi perpustakaan masjid tidak hanya terbatas pada koleksi keislaman atau yang berbaur agama saja, melainkan terdiri atas berbagai bidang keilmuan lainnya. Koleksi perpustakaan setelah diterima akan diproses dengan cara berikut:
a.      Inventarisasi
Seluruh koleksi yang diterima di perpustakaan harus dicatat. Sebaiknya tiap jenis bahan pustaka memiliki buku inventaris masing-masing. Harus ada inventaris untuk buku, untuk majalah, maupun untuk bahan non buku, seperti: film, kaset, mikrofis dan lain-lain.[3] Di Perpustakaan Masjid Gedhe Kauman telah melakukan inventaris. Di perpustakaan masjid ini melakukan pencatatan koleksi pada sebuah buku besar atau buku inventarisasi. Karena perpustakaan ini baru mulai aktif setelah vakum selama 10 tahun jadi untuk melakukan inventaris masih secara bertahap dan dalam proses.
b.      Klasifikasi
Klasifikasi dilakukan untuk memudahkan pencarian koleksi perpustakaan. Di Perpustakaan Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, pengklasifikasian dilakukan berdasarkan subjek. Setelah di klasifikasi koleksi perpustakaan akan di input ke software perpustakaan. Perpustakaan ini menggunakan software slims versi cendana. Kebanyakan koleksi di perpustakaan ini adalah koleksi tentang agama.
c.         Labeling
Pemberian label difungsikan untuk memberikan kemudahan dalam pencarian koleksi. Dengan adanya label dapat menunjukkan buku-buku yang subjeknya sama atau berdekatan. Label ditempel di punggung buku bagian bawah kira-kira 5 cm dari bawah. Tulisan di label terdiri atas nomor kelas, nama pengarang, judul buku, dan copy buku (C.1).
   d.      Penyusunan di rak/shelving 

Buku-buku yang telah selesai di proses, kemudian dipisahkan antara koleksi referensi dan jenis koleksi lainnya. Di Perpustakaan Masjid Gedhe Kauman penyusunan dilakukan berdasarkan subjek koleksi. Koleksi referensi disusun dalam lemari kaca yaitu berupa koleksi tafsir al-azhar, al-qur’an, al-qur’an per juz, majalah dll. Sementara koleksi lainnya seperti buku agama, fiksi, atau bidang ilmu lainnya disusun di rak.


3.     Pelayanan
Jenis layanan yang ada di Perpustakaan Masjid Gedhe Kauman ini adalah layanan sirkulasi, layanan internet, layanan jasa print.
Layanan sirkulasi adalah layanan peminjaman yang mana meliputi: syarat keanggotaan, peraturan, prosedur peminjaman, pengembalian, jam buka, sistem peminjaman, sistem pencatatan, statistik pengunjung. Untuk menjadi anggota di Perpustakaan Masjid Gedhe Kauman, calon pengguna dapat mendaftar dengan mengisi form pendaftaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang pengelola perpustakaan, awal pengisian form pendaftaran, pengguna boleh langsung meminjam koleksi sebanyak 2 koleksi dengan jangka waktu peminjaman selama 1 minggu. Apabila koleksi telat dikembalikan pengguna akan dimintai denda satu hari sebesar 200 rupiah dan apabila koleksi hilang maka akan diminta mengganti koleksi tersebut atau ganti uang seharga buku tersebut. Bagi pengguna yang tidak mengembalikan koleksi dalam jangka waktu 1 bulan pengelola perpustakaan akan menghubungi pengguna dan jika perlu akan mengunjungi alamat pengguna perpustakaan. Sampai saat ini pengguna perpustakaan yang terdaftar berjumlah sekitar 70 orang. Untuk jam layanan perpustakaan ini membuka layanan pada hari senin-sabtu pukul 09.00-21.00 WIB, sedangkan hari minggu perpustakaan tidak membuka layanan atau tutup. Statistik pengunjung di perpustakaan ini tercatat pada bulan november sejumlah 517 orang dalam 25 hari kerja atau sekitar 21 orang/hari. Pengguna dapat mengakses perpustakaan pada website www.lib.masjidgedhe.or.id
Perpustakaan Masjid Gedhe Kauman juga memiliki layanan internet gratis bagi setiap pengunjung yang datang ke perpustakaan. Perpustakaan menyediakan 3 PC untuk dapat digunakan oleh pengguna dalam mengakses informasi.
Layanan internet ini terhubung dengan SD kauman yang berada tidak jauh dari lokasi perpustakaan. Adapun syarat-syarat dalam mengakses layanan internet ini adalah:
 
Perpustakaan ini juga menyediakan layanan jasa print yang mana bisa digunakan oleh pengguna. Biaya per lembar untuk memprint di perpustakaan ini adalah 100 rupiah. Biaya yang didapatkan dari jasa ini akan digunakan untuk membeli kertas dan tinta mesin printer. 
4.      Preservasi Koleksi 

Kata preservasi, yang biasa diterjemahkan dengan kata pelestarian, berasal dari bahasa Inggris yaitu preservation. Pelestarian (preservation) juga berarti sistem pengolahan dan perlindungan pada bahan pustaka, dan atau tugas maupun pekerjaan untuk memperbaiki, memugar, melindungi, merawat bahan pustaka, dokumentasi, arsip maupun bahan informasi serta bangunan perpustakaan.[1]
Tujuan pelestarian menurut Martoatmodjo adalah mengusahakan agar bahan pustaka tidak cepat mengalami kerusakan. Bahan pustaka yang mahal, diusahakan agar awet, bisa dipakai lebih lama dan bias menjangkau lebih banyak pembaca perpustakaan. Koleksi yang dirawat dimaksudkan bisa menimbulkan daya tarik, sehingga orang yang tadinya segan membaca atau enggan memakai buku perpustakaan menjadi rajin mempergunakan jasa perpustakaan.[2]
Di Perpustakaan Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta ini untuk menghindari kerusakan koleksi dan ruangan dibersihkan setiap hari, dan koleksi akan disampul menggunakan mika bening. Untuk menghindari kerusakan dalam penataan koleksi, selesai dibaca pengguna tidak diperbolehkan untuk menata langsung koleksi di rak. Pengguna perpustakaan diharuskan meletakkan koleksi di meja baca dan pengelola perpustakaan yang akan menata kembali koleksi tersebut ke rak buku. Jika ada koleksi yang mengalami misalnya bermasalah dengan sampul buku yang rusak atau lepas jahitan punggung buku, koleksi akan di perbaiki keluar perpustakaan karena di perpustakaan belum tersedianya alat-alat perbaikan koleksi dan juga kurangnya keterampilan pengelola dalam memperbaiki koleksi.

5.      Kegiatan Perpustakaan
Ada beberapa jenis kegiatan yang telah dijalani oleh Perpustakaan Mesjid Gedhe Kauman diantaranya:
a.       Membuka kegiatan wakaf buku. Siapapun yang ingin menyumbangkan koleksi/buku akan diterima langsung oleh perpustakaan. koleksi-koleksi yang disumbangkan akan disortir oleh pengelola, jika koleksi yang disumbangkan sesuai maka akan dijadikan tambahan koleksi, tetapi jika tidak sesuai perpustakaan masjid ini akan menyumbangkan koleksi tersebut kepada pepustakaan yang membutuhkan.
b.      Les bahasa inggris
Kegiatan les bahasa inggris ini dilakukan pada hari senin-kamis ba’da magrib. Prosedur pendaftaran dilakukan di perpustakaan, untuk biaya tutor akan diberikan tiap bulannya secara sukarela atau sesuai kemampuan anggota les.
c.       Les bahasa arab
Kegiatan les bahasa arab berlangsung setiap 3x 1 minggu pada hari selasa, jum’at dan sabtu ba;da isya’ di perpustakaan masjid ini. Pendaftaran juga dilakukan di perpustakaan dan untuk biaya tutor akan diberikan secara sukarela atau sesuai kemampuan anggota.
d.      Kerjasama dengan Mualaf Center Yogyakarta
Dalam kegiatan ini diajarkan mengenai bagaimana ajaran islam yang sebenarnya.
e.       Kegiatan evaluasi perpustakaan
Diadakan rutin dalam 1x per bulan.
f.       Kegiatan meet and greet
Dilaksanakan sekali dua bulan.
g.      Kegiatan requitmen pengelola perpustakaan
Baru diadakan sebanyak dua kali semenjak aktif kembali. Minat masyarakat tergolong rendah karena pengelolaan bersifat sukarela.
6.      Promosi perpustakaan
Promosi merupakan suatu cara untuk memperkenalkan perpustakaan kepada masyarakat. Di Perpustakaan Masjid Gedhe Yogyakarta ini mempromosikan perpustakaannya melalui media sosial. Perpustakaan ini aktif di media sosial diantaranya facebook, twitter, instagram, Line dan WhatsApp. Perpustakaan ini juga mengupload video awal dibukanya perpustakaan ini kembali ke Youtube dan juga promosi dengan mengadakan meet and greet sekali dua bulan.
7.      Rencana perpustakaan
Rencana perpustakaan ke depannya, sesuai dengan visi perpustakaan yaitu mewujudkan Perpustakaan Masjid Gedhe Kauman sebagai pusat literatur peradaban islam. Diantaranya dengan cara:

a.    Mencari arsip-arsip tentang muhammadiyah dan mengumpulkan arsip-arsip tersebut di perpustakaan.
b.      Studi banding ke perpustakaan-perpustakaan masjid lainnya.
c.       Lebih meningkatkan layanan teknis perpustakaan.
d.   Merekrut volunteer sebanyak-banyaknya. Volunteer adalah pustakawan sukarelawan yang ikut aktik menyukseskan program perpustakaan.
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Perpustakaan Masjid Gedhe Kauman termasuk salah satu perpustakaan masjid aktif dalam kegiatan dan pelayanannya. Perpustakaan ini telah memiliki berbagai layanan pengguna dan memiliki kurang lebih 2500 koleksi perpustakaan dalam berbagai bidang ilmu. Perpustakaan dikelola oleh pengelola yang tidak memiliki keterampilan teknis mengenai perpustakaan tetapi bisa mengelola perpustakaan yang sudah 10 tahun vakum ini dengan mempelajari buku panduan yang diberikan oleh bapak Lasa Hs kepada perpustakaan. Perpustakaan Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta memiliki berbagai kegiatan yang sangat menunjang kemajuan perpustakaan. Dalam mempromosikan perpustakaan ini pengelola cukup aktif di sosial media dan berbagai kegiatan lain yang berhubungan dengan masyarakat. Perpustakaan Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta akan terus meningkatkan kualitasnya dalam memberikan pelayanan dan mewujudkan visinya sebagai pusat literatur peradaban islam.
2.      Saran
a.     Sebaiknya perpustakaan memiliki pengelola yang memiliki pengetahuan dalam bidang perpustakaan, atau pengelola yang ada mengikuti pelatihan kepustakawanan.
b. Pengelola perpustakaan lebih aktif lagi dalam mencari dana agar dapat terus mengembangkan perpustakaan masjid.
c.   Pengelola perpustakaan sebaiknya mempelajari teknik perbaikan koleksi. Jika ada koleksi yang mengalami kerusakan tidak harus diperbaiki ke tempat lain.
DAFTAR PUSTAKA
Dokumen Pribadi.
Lasa Hs. Petunjuk Pengelolaan Perpustakaan Masjid dan Lembaga Islamiyah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994.
            -------------. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007.
Martoatmodjo, Karmidi. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta : Universitas Terbuka, 1999.
Undang-Undang No 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pada Bab I pasal 1.


[1] Lasa Hs, Petunjuk Pengelolaan Perpustakaan Masjid dan Lembaga Islamiyah, ( Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994) Hlm. 8

[2] Lasa Hs, Petunjuk Pengelolaan Perpustakaan Masjid dan Lembaga Islamiyah, ( Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994) Hlm. 10

[3] Lasa Hs, Petunjuk Pengelolaan Perpustakaan Masjid dan Lembaga Islamiyah, ( Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994) Hlm. 76

[4] Lasa, H.S. Manajemen Perpustakaan Sekolah. (Yogyakarta: Pinus Book Publisher,2007), hal. 233-234.

[5] Karmidi Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka. (Jakarta : Universitas Terbuka, 1999), hal. 5-6.